Table of Contents

Monday, November 14, 2016

Kakek Tua Penjual Kacang dan Telur Asin di Taman Teladan Medan



Sedih! Walau Sudah Tua, Kakek ini Masih Semangat Jualan


Hari ini, sekitar pukul 4 sore aku pergi mengajak anak ku berkeliling kota. Berkeliling-keliling dengan mengendarai sepeda motor menikmati suasana sore di kota Medan. Menyempatkan diri untuk melepaskan kesibukan rutinitas yang monoton yang selama ini telah menyita waktu ku dan anakku untuk menikmati kebersamaan.

Taman Teladan Medan, taman yang terletak di antara Gedung Stadion Teladan, ITM  dan Departemen Store Ramayana Teladan menjadi lokasi tujuan kami untuk sekedar bersantai di alam terbuka. Taman yang memiliki banyak permainan anak-anak, ayunan, perosotan, alat-alat olahraga gratis, air mancur dan keasrian taman hijau yang penuh dengan pepohonan sering di jadikan tempat berkumpul bersama, tempat bersantai oleh para masyarakat sekitar.

Di sore hari, banyak para pengunjung yang datang bukan hanya untuk sekedar bersantai bersama keluarga atau teman, tetapi juga orang-orang yang ingin berolahraga; dan jogging adalah kegiatan olahraga yang paling sering dilakukan oleh mereka. Ditambah dengan pemandangan yang asri dan ramah lingkungan menambah kenikmatan di waktu bersantai dan berolahraga sore.

Ada pengunjung pastilah pula ada pedagang. Ada banyak pedagang yang menjajakan dagangannya demi rupiah. Mulai dari pedagang berumur dewasa hingga anak-anak. Ada pedagang yang terlihat biasa saja seperti pedagang kebanyakan, ada pula pedagang yang mencuri perhatian dan simpati dari para pengunjung.

14 Nov 2016, 16.55
14 Nov 2016, 16.56 
Inilah pedagang yang mencuri hati saya di Taman Teladan. Seorang kakek tua, yang saya tidak ketahui nama dan alamatnya. Si kakek tua menjual kacang panggang dan telur asin. Beliau menjajakan jualan dengan menggunakan sepeda ontel kuno.   

Seorang pengunjung, ibu-ibu, memanggil kakek tersebut begitu lewat di depan tempat duduknya. Ibu tersebut membeli kacang panggang yang dibandrol harga Rp. 5000,- perbungkus yang dibungkus kerucut dengan menggunakan kertas koran, telur bebek asin dengan harga Rp. 3500/butir.  Ketika kakek tersebut berjalan melintas di depan tempat duduk saya, saya pun dengan rasa tidak tega segera memanggil si kakek juga dan membeli kacang panggang dan telur asinnya.

Ramah, ya kakek itu ramah sekali. Apa lagi ketika saya dengan tiba-tiba ingin memotret kakek itu dengan kamera Hp saya dan kakek itu terkejut hingga terjadilah pembicaraan singkat di antara kami.

“Kek, aku foto ya Kek”.
“Alah dek, kakek udah tua, gk ganteng lagi buat di foto”.
“Ehh, kakek…hahahaha”.
“Kakek sering jualan dimana aja?”
“Kakek jualannya keliling, dek, muter-muter di daerah sini aja”.

Ya, begitulah kira-kira pembicaraan singkat kami sebelum akhirnya saya membayar kacang dan telur asin yang saya beli tadi dan segera mencicipi. Enak, kacang panggangnya gurih dan renyah. Kebetulan saya tidak suka telur, yang memakan telur asinnya adalah anak saya, kata anak saya enak. Berarti jualan kakek itu Mantap !!! Tidak mengecewakan.

Kacang panggang si Kakek

Sepeninggalan kakek itu, saya dan ibu pembeli tadi bercerita dan membahas tentang kakek tersebut, ternyata ibu tersebut pun sedih dan iba melihat kakek itu. Sudah tua, jualan pula, properti jualannya sederhana sekali, mengingatkan mendiang kakek saya dulu.

Sejuta pertanyaan tentang kakek itu terbesit di benak kami, mengapa kakek tersebut masih jualan di usia senja, kemana anak dan cucunya dan ini dan itu. Tapi apa boleh buat, saya tidak bisa mengorek banyak informasi tentang kakek itu karena di batasi waktu dan keadaan bertepatan pula saya membawa anak saya untuk bermain-main di taman, kakek itu berjualan keliling, jelas tidak memungkinkan untuk mengajaknya berlama-lama bercerita.

Hanya doa dari dalam hati dengan tatapan sedih dan terharu yang dapat saya ucapkan demi kesehatan dan  kelarisan dagangannya, semoga pulang membawa rezeki yang banyak dan selalu sehat wal afiat. Amin.

* Penulis asli : Lea Sihombing


No comments :

Post a Comment